Bertahan konservatif dalam budaya tradisi membuat manusia lenyap dari sejarah, tetapi menyediakan diri diseret oleh budaya globalisasi membuat manusia menjadi budak kebudayaan yang dipanglimai oleh kapitalisme industri. Melawan globalisasi tidak dengan puritanisme tradisional-lokal, tapi dengan memijakkan kaki di tanah tradisi sambil menelan tawaran globalisasi untuk diolah dengan kepribadian yang mandiri. Seperti itulah budaya yang ingin ditawarkan oleh musik Gamelan Kyai Kanjeng ditengah hingar bingar musik metal, pop, dangdut, remix dll. Salah satu syair/puisi gamelan kyai kanjeng ku post disini:

Kepada Engkau yang menyimpan kesengasaraan dalam kebisuan
Kepada engkau yang menagis dalam batin karena dikalahkan
karena disingkirkan, diusir, ditinggalkan
Atau sangat-sangat susah untuk ketemu dengan namanya keadilan
aku ingin bertamu ke lubuk hatimu saudara2 ku untuk istirahat sejenak
mengendapkan hati bernyanyi mengendapkan hati dan bernyanyi

Saudara2 ku sesama orang kecil di pinggir jalan
sedulur2ku disusun2 dikampung2 perkotaaan
karib2ku di gang2 kotor digubug2 tepi sungai yang darurat
atau mungkin saudara2ku di rumah2 besar di kantor2 mewah namun memendam semacam keperihan diam-diam....
aku ajak engkau semua sahabat2ku saudara2ku untuk menarik nafas sejenak
duduk bersandar atau membaringkan badan, aku ajak engkau menjernihkan pikiran
untuk menata hati menemukan kesalahan2 kita semua untuk tidak kita ulangi lagi
atau meneguhkan kebenaran2 untuk kita perjuangkan kembali.
Ayolah saudara-saudara rileks
Download tomboati.mp3 (penawar hati)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

yup,... mari bersama-sama menata hati...

YAYAN mengatakan...

aku banget tuh..tp jgn mau nyerah tidak jg aku atau kau...weleh

~Srex~ mengatakan...

Manungso iku aja lali karo jati dirine..
'kaweruh sangkan paraning dumadi'

Posting Komentar

U comment I Follow, thanks

 
[ Back To TOP ]