Separah apapun keadaan anda saat ini bukanlah suatu alasan untuk tidak dapat meraih sukses. Selama anda memiliki keyakinan, kegigihan, keberanian dan semangat yang selalu menggelora, harapan untuk meraih sukses itu selalu ada. Anda sendirilah yang menentukan nasib anda dan menjadi seperti apa yang anda inginkan.

Banyak contoh individu individu sukses yang awalnya mulai berusaha dari keadaan yang kurang beruntung. Thomas Alva Edison yang hanya bersekolah 3 bulan saja bisa memberikan manfaat bagi milyaran umat manusia dengan hasil hasil karyanya bahkan setelah kematiannya pun kita masih menikmati hasil karyanya.
Stephen Hawking yang menderita sklerosis lateral amiotrofik atau lebih dikenal dengan penyakit Lou Gehrig dan divonis dokter tak akan bertahan hidup lebih dari 2 tahun saja tidak kehilangan semangat untuk berkarya. Ia berkata,"Mendadak saya menyadari bahwa banyak hal berharga yang bisa saya lakukan seandainya kematian ini bisa ditunda. Seandainya saya harus mati, mungkin masih ada gunanya bagi saya untuk berbuat kebaikan bagi umat manusia". Ia menikah dengan Jane Wilde dan memiliki anak. Selain itu dia juga menjadi Guru Besar di Cambridge University, menjadi anggota sebuah klub ilmuwan bergengsi The Royal Society. Hawking juga menghasilkan karya spektakuler yang berjudul A Brief Story of Time dan teori Big Bang nya menjadi pembicaraan di kalangan ilmuwan.

Semangat hidup dan keinginannya untuk berbuat sesuatu yang berarti bagi umat manusia selagi masih hidup justru membuatnya mampu bertahan hidup. Dia mendapat julukan sebagai "Manusia Jenius" setelah Albert Einstein.

Saudara, mulailah menjadikan hidup anda berarti bagi orang lain. Anda sendiri yang bisa memberikan arti bagi hidup anda dan membuat hidup anda menjadi berarti bagi orang lain. Hal yang paling menyedihkan bagi seorang manusia adalah ketika dirinya tidak dibutuhkan oleh siapa siapa.

Mari kita mulai dari sekarang untuk menjadikan hidup kita berarti bagi orang banyak. Wujudkan keinginan anda dan jadikan hidup anda berarti!

Salam Sukses dan Berkelimpahan Selalu

By Michael Antony Ugiono

Read More...

Orang Jepang memelihara pohon yang lazim disebut Bonsai, pohon ini indah dan dibentuk dengan sempurna walaupun tingginya hanya dalam hitungan sentimeter.
Di California ditemukan pohon raksasa hutan yang bernama Sequoia. Salah satu pohon raksasa ini diberi nama Jenderal Sherman dengan ketinggian mencapai 90 meter seakan menembus langit dan lingkar batang hingga 26 meter. Pohon raksasa ini begitu hebat sehingga jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membuat 35 buah rumah dengan lima kamar.

Pada saat berbentuk biji Bonsai dan Jenderal Sherman berukuran sama kecil, masing2 beratnya kurang dari satu milligram. Setelah keduanya dewasa terjadi perbedaan ukuran yang luar biasa dan kelihatan seperti peristiwa yang sederhana saja, tetapi kisah dibalik perbedaan ukuran itu mengandung pelajaran dalam kehidupan manusia. Ketika pohon Bonsai mulai menyembulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan sebagian cabang akarnya dengan demikian secara sengaja menghambat pertumbuhannya. Hasilnya adalah sebatang pohon mini yang indah tetapi tetaplah mini.

Biji Jenderal Sherman jatuh ke tanah California yang subur dan mendapat gizi dari mineral, air hujan dan sinar matahari, hasilnya adalah sebuah pohon raksasa.
Baik Bonsai maupun Jenderal Sherman tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya. Tidak demikian dengan manusia, anda punya hak untuk menentukan nasib, anda bisa jadi besar atau jadi kecil sebagaimana yang anda kehendaki. Anda bisa jadi Bonsai atau Jenderal Sherman.

Citra diri anda dan cara anda memandang diri sendiri akan menentukan akan menjadi apa anda kelak.

Untuk itu anda punya pilihan
src:cetivasi@yahoogroups.com

Read More...

Ada seorang gadis di Bekasi, yang nyaris mati karena bunuh diri. Rupanya ia minta dinikahkan dengan pujaan hatinya dengan pesta meriah.Karena ayahnya tak mau, dia pun nekat bunuh diri dengan minum Baygon.Untung jiwanya terselamatkan. Seandainya saja tak terselamatkan, naudzubillah min dzalik! Allah mengharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri.

Si gadis tadi rupanya telah menjadikan kemewahan pernikahannya sebagai sebuah prinsip hidup yang tak bisa dilanggar. Sayang, gadis malang itu mungkin belum menghayati cara Rasulullah menikahkan putrinya.

Bagi Rasulullah, membuat pesta besar untuk pernikahan putrinya bukanlah hal sulit. Ibarat pesulap tinggal menengadah ke atas berdo'a meminta 100 ribu malaikat dan bidadari lengkap dengan pernak-pernik hadiah pernikahan dari surga pasti terlaksana seketika.Tapi, sebagai manusia agung yang suci, "kemegahan" pesta pernikahan putrinya, bukan ditunjukkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi.

Fatimah dipernikahannya hanya mengenakan gaun bersulam dengan 12 tambalan. Tak ada perhiasan, apalagi pernik-pernik mahal satu2nya hadiah pernikahan yang ia dapat dari ayahnya berupa sebuah gilingan gandum, kendi dan sebuah piring. Setelah menikah, Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Alquran dengan lidahnya, menafsirkan kitab suci dengan hatinya.

Bagaimana gadis sekarang? Mereka, memang tak lagi menggiling gandum,tapi menekan tuts-tuts komputer. Tapi bagaimana lidah, hati, dan matanya? masihkah melafalkan ayat2 suci alqur'an.

Maka tak heran bila dari keturunan fatimah terlahir para generasi cerdas dan shaleh, ulama-ulama ulung yang menjadi guru dan rujukan seluruh imam, termasuk Imam Maliki,Hanafi, Syafi’i, dan Hambali.
Read More...


Qian Hongyan mengalami kecelakaan dan kehilangan kedua kakinya bahkan pinggulnya, dan perlu mencari jalan keluar.
Keluarganya di Cina miskin dan tidak dapat membeli kaki palsu, maka ia menggunakan bola basket untuk memudahkan gerakannya.
Qian Hongyan juga dikenal sbg Basket Ball Girl.
Qian menggunakan dua sangga kayu untuk menyeret tubuhnya dan tidak mengeluh, walau dia telah gonta ganti bola basket 6 kali.
Ia tetap ke sekolah, walaupun harus bersusah payah ke sana.
Dan.. ia tetap tersenyum menyambut dunia....
for more picture see source at http://www.yauhui.net/qian-hongyan-gadis-puntung-yang-masih-tersenyum-menyambut-dunia/
*seharusnya kita bersyukur telah diberi tubuh yang indah dan sempurna*
Read More...

View All Post

Ya Rabb....
jika Kau ijinkan....
ijinkan aku menyembuhkan luka hatinya
ijinkan aku menemaninya....
ijinkan aku mencintainya....
ijikan aku mendampinginya...
ijinkan aku menyempurnakan ibadah bersamanya....
itu hanya jika Kau ijinkan....
Read More...

28.11.08

Tentang Cinta


Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah . Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
------------------------------------------------------------------------------------
Judul asli : Jagalah baik-baik mata saya
Sumber : www.mail-archive.com/sarikata@yahoogroups.com
Read More...

Oleh: http://indonesia.heartnsouls.com/

Seorang ibu berprofesi peminta-minta yang berada di sudut lampu merah itu menggendong anaknya yang masih kecil, berjalan mendekati seorang pedagang makanan keliling. Dengan beberapa ratus rupiah sebuah bungkus permen itu berpindah tangan, yang kemudian diberikannya kepada sang anak di gendongan. Sang anak dengan wajah ceria menerima dan kemudian memainkannya tanpa bermaksud memakannya, mungkin karena tidak tahu bagaimana cara membukanya atau memang dia hanya memainkannya. Sang kakak mendekatinya dan mencoba untuk meminta permen itu, tapi sang adik tak memberikannya dan karena kakanya memaksa maka menangislah si kecil. Sebuah potret nuansa kehidupan manusia di kota metropolitan, sebuah foto yang jelas menggambarkan bagaimana beratnya mengarungi kehidupan ini.

Anak mungil yang tidak seharusnya berada tiap hari di jalanan yang penuh dengan kotoran kimia itu tanpa dapat menolak harus menjalaninya, dia harus bersahabat dengan semua kotoran, debu, motor, dan mobil serta orang-orang yang lewat di lampu merah itu, dia, tanpa pernah mengerti menghirup bulat-bulat semua hal yang di sajikan di depan hidungnya, semua kotoran yang seharusnya di buang oleh kuda-kuda besi itu harus dihirup dan dimasukkan ke paru-parunya yang kecil, harus dialirkan oleh darahnya ke semua sudut bagian tubuh mungilnya. Sebuah cerita sedih yang tak tau kapan akan berakhir.

Sang kakak yang masih berusia 6 tahunan, yang juga tidak seharusnya menemaninya karena bukankah dia sudah cukup umur untuk masuk ke sebuah sekolah ? untuk duduk di bangku kecil dan mendengarkan semua pelajaran yang diberikan oleh sang guru ? bukankah dia sebaiknya bermain di sebuah tanah lapang yang cukup asri daripada harus bermain di pinggiran trotoar jalan ? bukankah dia layak untuk mendapatkan teman-teman yang lebih baik untuk bermain daripada bermain dengan orang-orang yang berumur jauh lebih tua darinya ?

Dan sang ibu, yang menjadi sumber dari segala sumber ini semua, apakah patut disalahkan ? mungkinkah dia dapat meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil-kecil itu di rumah, jika mereka mempunyai rumah, sendiri tanpa pengawasan ? mungkinkah dia akan berada di jalanan kalo dia mempunyai suami yang bisa memberikan nafkah bagi keluarga kecil itu ? mungkinkah dia akan "mengorbankan" masa depan anaknya dengan cara seperti itu ? ataukah dia seorang ibu yang malas yang hanya memikirkan jalan pintas untuk mendapatkan uang tanpa memikirkan nasib anak-anaknya ? ataukah dia memang tidak tahu bahwa semua yang dia lakukan itu merusak kehidupan masa depan anak-anaknya ? atau dia memang sudah putus asa dengan semua kemiskinan yang selalu menemani sepanjang kehidupannya ?

Sebuah cerita kehidupan yang selalu berulang dan berulang, kapankah akan usai ?
Read More...

"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang yang engkau ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)
Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya. Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan mereka menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori.

Begitu pula kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik. Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil. Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada iman maka muncul keputusasaan.

WAHAI ALI JANGAN KAU TUNDA-TUNDA
Apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup meneteskan air mata. Awalnya adalah karena mereka menunda apa yang harus disegerakan, mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan. Padahal Rasululloh berpesan: "Wahai Ali, ada tiga perkara jangan di tunda-tunda, apabila sholat telah tiba waktunya, jenazah apabila telah siap penguburannya, dan perempuan apabila telah datang laki-laki yang sepadan meminangnya." (HR Ahmad)

Hadis ini menunjukan agar tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung maupun tak langsung. Secara langsung adalah menuntut mahar yang terlalu tinggi. Atau yang sejenis dengan itu. Ada lagi yang tidak secara langsung. Mereka membuat kebiasaan yang mempersulit, meski nyata-nyata menuntut mahar yang tinggi atau resepsi yang mewah. Sebagian orang mengadakan acara peminangan sebagai acara tersendiri yang tidak boleh kalah mewah dari resepsi pernikahan.sebagian lainnya melazimkan acara penyerahan hadiah atau uang belanja untuk biaya pernikahan secara tersendiri.

Bila seseorang tak kuat menahan beban, maka bisa saja melakukan penundaan pernikahan semata karena masalah ini. Saya sangat khawatir akan keruhnya niat dan bergesernya tujuan. Sehingga pernikahan itu kehilangan barokahnya. Na'udzubillah

Penyebab lain adalah lemahnya keyakinan kita bahwa Allah pasti akan memberi rezeki atau bisa jadi cerminan dari sifat tidak qona'ah (mencukupkan diri dengan yang ada).

PILIHLAH YANG BERTAKWA
Suatu saat ada yang datang menemui Al Hasan (cucu Rasululloh). Ia ingin bertanya sebaiknya dengan siapa putrinya menikah? Maka Al Hasan ra berkata: "Kawinkanlah dia dengan orang yang bertakwa kepada Allah. Sebab jika laki-laki mencintainya, ia memuliakannya, dan jika ia tidak menyenanginya ia tidak akan berbuat zalim padanya."

Nasihat AL Hasan menuntun kita untuk membenahi pikiran. Jika kita menikah dengan orang yang bertakwa cinta yang semula tak ada meski cuma benihnya dapat bersemi indah karena komitmen yang memenuhi jiwa.

Sumber: From A mail forum
Semoga bermanfaat....
Salam,
~Vie
http://virgina.multiply.com
http://blog.360.yahoo.com/virghien
http://kksmelati.multiply.com
Read More...

Ketika kamu takut ada orang lain menyakiti hatimu kembali saat kamu mau meminangnya.... sama seperti itulah yang aku rasakan ketika aku berusaha untuk bisa percaya bahwa ini mungkin berbeda.... kamu mungkin berbeda.... kamu mungkin tidak sama seperti teman-temanku lainnya.... aku cuma meminta jadilah nyata... jadilah berbeda tidak seperti yang lainnya....
Bagaimana aku bisa tahu kamu berbeda... jika semua yang kamu lakukan hampir serupa dengan yang mereka lakukan....perkataan dan perlakuanmu... salahkah aku bila aku ingin dipastikan? salahkah aku jika ini caraku untuk menghindari sakit hati kembali ?.... aku tidak memvonismu sama seperti mereka... tapi aku mempersiapkan diriku untuk kemungkinan terburuk yang aku sendiri harus hadapi jika tiba2 kamu tidak ada tanpa aku pernah melihat nyatamu....

Jika hari ini aku mendengar kata2 indahmu.... aku bersyukur dan berharap ini adalah jawaban doa2ku selama ini... tapi aku selalu siapkan diriku jika besok atau kapanpun tak akan ada lagi yang berkata seperti itu padaku darimu.... karena aku tahu dan sadar betul kamu masih maya untukku.... tak ada yang benar2 nyata.... apapun yang terjadi ini kenyataan hari ini.... Jika memang yang kau katakan memang sebenarnya... kamu cuma tinggal membuktikannya... jadilah nyata untukku....

Mungkin bagimu ini hal sepele... mungkin bagimu ini tidak penting.... memikirkan hal seperti ini... tapi bagiku ini penting... aku tidak mau menunggu ketidakpastian.... aku tahu tidak ada yang pasti dalam hidup ini kecuali mati.... tapi paling tidak.... untuk memastikan perkenalan di dunia maya adalah dengan menjadi nyata... membuat semua perkataan2 maya menjadi nyata....

Jika memang besok semuanya hilang.... hilang entah kemana.... berarti memang benar kamu seperti mereka..... semaya yang lainnya.... tapi satu hal yang perlu kamu ketahui.... aku selalu berusaha jujur pada siapapun aku bicara.... maya maupun nyata.... aku menangis ketika membaca emailmu.... tapi ini sudah resiko yang harus aku jalani dan hadapi.... ini resiko ku menjaga hatiku....

Terimakasih untuk waktumu selama ini.... maafkan jika ada kata2 yang menyakitkan yang telah menyinggung perasaanmu.... semoga kamu menemukan kebahagiaanmu.... dimanapun itu.... salam buat ibu....
"kita akan menyadari arti pentingnya sesuatu itu ketika kita telah kehilangan sesuatu tersebut".
Read More...

Sumber: http://www.icmi.or.id/Kamis, 01 Juli 2004
Sebuah kisah dimusim panas yang menyengat. Seorang kolumnis majalah Al Manarmengisahkannya...
Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetapmempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah danpanas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, denganmenutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang,Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus. Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat. Karena menantang kesopanan.... Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yang sangat, ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang. "Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolongpesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!! Sebuah respon yang sangat frontal.Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terusmenggumamkan kalimat-kalimat Allah.
Detik-detik berikutnya suasanapun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun. Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar. "Bangunkan saja!"begitu kira-kira permintaan para penumpang. Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya.... Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat... Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk... Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaanAllah... Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA semakin dekat. Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar... mumpung kesempatan itu masih ada.

"Sesungguhnya penasehat yang paling baik bagi kehidupan itu adalah kematian...."
Read More...

Taken from WAHYUKRESNA Blog
Betapa istimewanya seorang wanita bagiku, bagimu, dan bagi-siapapun, tapi yang jelas bukan bagjigur… karena bagjigur adalah makanan kesukaan anak2 muda JOGJA. Wanita pun begitu istimewa didalam islam, namun tak semua wanita mengerti betapa istimewanya mereka, betapa dimuliakannya mereka, betapa disayangnya mereka, dan betapa mereka dijaga dengan syariat-Nya yang sempurna… bacalah dengan hati, dengan seksama, renungi betapa indahnya islam, betapa islam menjaga kehormatan seorang wanita, dan betapa islam melindungi seorang wanita…

Terkadang kita sering sekali melihat kaum feminis bilang bahwa mereka susah sekali menjadi wanita muslimah, karena mereka melihat banyaknya peraturan seperti ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dan juga lebih banyak dibanding seorang laki-laki.
2. Wanita perlu minta izin dari suaminya apabila maukeluar rumah, akan tetapi tidak sebaliknya!
3. Wanita saksinya kurang berbanding laki-laki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada laki-laki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandungdan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat kepada istrinya.
7. Talak terletak di tangan suami, bukan istri.
8. Wanita kurang dalam beribadah karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada laki-laki. Read More...

Oleh: Zaim Uchrowi

Wito namanya. Ia seorang yatim. Ayahnya meninggal saat ia masih di bangku Madrasah Ibtidaiyah. Sedih tentu. Tapi, ia dan keluarga bukan tipe manusia yang gampang patah. Ibunya pekerja keras, biasa membantu keluarga tetangga memasak untuk hajatan. Wito kecil itu juga seorang ulet. Ia bekerja keras membantu siapa pun sambil bersekolah. Lulus SMA swasta di kampungnya, ia hijrah ke Jakarta untuk 'ikut orang'. Ia bukan saja andalan keluarga yang diikutinya untuk tugas-tugas domestik, namun juga andalan masjid untuk menjaga kebersihan. Masih sempat pula ia kuliah. Meskipun dengan tertatih-tatih, ia mampu merampungkan kuliahnya. Sebuah bekal untuk memperoleh pekerjaan di sebuah kantor di Solo.

Di kantor itu, ia pekerja andalan. Ia sanggup mengerjakan tugas apa pun tanpa pilih-pilih. Kepala Bagian Umum menjadi tempat yang pas baginya, sampai kemudian perusahaan itu bangkrut. Ia harus kehilangan pekerjaan, saat sudah harus menanggung beban keluarga dengan satu anak. Limbung? Wito bukan seorang yang suka memikirkan nasib. Apalagi, meratapi dan mengasihani diri sendiri sebagaimana jutaan manusia lain. Ia memilih berbuat dan berbuat. Ia tahu persis bahwa perbuatanlah, dalam istilah agama adalah amal, yang akan dinilai di Hari Akhir nanti. Bukan pikiran, apalagi ratapan.

Mushala kecil disekitarnya ia rawat dengan baik. Anak-anak di sekitar itu diajarinya mengaji, tanpa bayaran sama sekali. Untuk penghidupannya sendiri, ia menyewa becak dari tetangganya. Tanpa ragu dan malu sama sekali serta tanpa mempersoalkan bahwa dirinya sarjana, ia menarik becak itu. Sebuah becak yang kemudian menjadi miliknya.
Sang istri semestinya bisa membantunya. Tapi, kondisi fisik istrinya ternyata sangat lemah. Apalagi, saat istrinya hamil. Dengan riang hati, Wito menyampaikan pada istrinya untuk berhati-hati dan menjaga kesehatannya sendiri.

Seluruh urusan pekerjaan rumah ia tangani sendiri pula. Seusai jamaah Subuh di mushala, ia akan masak untuk keluarga, mencuci pakaian, serta menyapu rumah dan halaman sekitar. Lalu, ia mandi dan menarik becak hingga sekitar pukul 10 pagi.
Saat itulah ia akan membelokkan becaknya ke pasar untuk berbelanja kelapa. Dengan tangannya sendiri, ia membuat gerobak untuk berjualan es kelapa di dekat rumahnya. Sendiri ia berjualan es kelapa. Dengan harga murah, tempatnya menjadi pilihan para pengendara motor untuk istirahat sejenak, menghapus dahaga. Malam hari, setelah mengajar mengaji, ia sempatkan diri untuk mengikuti kursus pijat terapi. Ia terus perdalam sampai menjadi pemijat mahir. Jam berapa pun diminta untuk memijat, ia akan berangkat tanpa pernah mau menetapkan ongkosnya. Berapa pun yang ia dapatkan, akan ia syukuri.

Menarik becak, jualan es kelapa, hingga menjadi pemijat menjadi ladang rezeki yang terus ditekuninya dengan riang. Hasilnya, di antara banyak teman seangkatannya, kehidupannya relatif berkah. Ia punya rumah dengan tanah hampir seluas 300 meter di tepi salah satu jalan penting di Kota Solo. Ia dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bagus, yang oleh kalangan kebanyakan sudah dipandang elite. Lebih dari itu, praktis shalat lima waktunya terjaga untuk selalu berjamaah. Hal yang sekarang semakin sulit dijaga oleh kita yang kadang merasa menjaga agama sekalipun.
Di tengah jutaan para sarjana yang lebih banyak hilir mudik mencari pekerjaan; di tengah jutaan pegawai negeri ataupun swasta yang kegembiraan utamanya memperoleh komisi; di tengah banyak pebisnis besar yang sebenarnya cuma calo; di tengah banyak orang-orang terhormat yang seolah bekerja untuk rakyat, tapi kesibukan utamanya mencari jalan untuk 'mencuri' uang rakyat; Wito sungguh penjemput surga yang efektif.

Ia seorang yang riang untuk selalu berbuat dan berbuat.
Hanya sesekali ia tampak sedih, dengan alasan yang istimewa. Di antaranya, setelah pemerintah menaikkan harga BBM secara mendadak. Tanpa bertahap. Setelah kenaikan harga BBM itu, ia sebagaimana ratusan ribu pedagang kecil lainnya harus berhenti berdagang. Harga jual es-nya tak lagi cukup untuk membeli kelapa di pasar. Ketika ia mencoba menaikkan sedikit harga itu, orang-orang tak lagi mampu membeli. Maka, ia pun menutup usaha. "Kasihan, pelanggan saya tak kuat lagi membeli," katanya. Ia, sekali lagi, lebih mengasihani orang lain ketimbang diri sendiri.

Adakah di antara kita yang lebih dekat ke jalan surga ketimbang Wito? Adakah jalan untuk menjadikan seluruh bangsa ini menjadi pribadi-pribadi penjemput surga? Yakni, pribadi yang tak punya rasa sakit hati, kecewa, apalagi putus atas. Juga pribadi yang tidak malas, namun justru antusias untuk terus berbuat dan berbuat.
"Manusia yang terbaik adalah yang paling banyak membaca, paling bertakwa, paling sering beramar ma'ruf nahi munkar, dan paling gemar menjalin hubungan silaturahmi. " (Muhammad SAW).
Salam, ~Vie http://virgina.multiply.com
http://blog.360.yahoo.com/virghien
http://kksmelati.multiply.com
Read More...

by: ws.rendra
Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya. Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?
Ibunya terkejut. Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing. Tiba-tiba saja kini ia sudah menjadi perempuan yang punya banyak pertanyaan.

Sepasang matanya yang dulu sering belekan itu, sekarang bagai sorot lampu mobil pada malam gelap. Sinarnya begitu tajam. Sekelilingnya jadi ikut memantulkan cahaya. Namun jalan yang ada di depan hidungnya sendiri, yang sedang ia tempuh, nampak masih berkabut. Hidup memang sebuah rahasia besar yang tak hanya dialami dalam cerita di dalam pengalaman orang lain, karena harus ditempuh sendiri.

Kenapa kamu menanyakan itu, anakku? Sebab aku ingin tahu.
Dan sesudah tahu? Aku tak tahu.
Wajah gadis itu menjadi merah. Ibunya paham, karena ia pun pernah muda dan ingin menanyakan hal yang sama kepada ibunya, tetapi tidak berani. Waktu itu perasaan tidak pernah dibicarakan, apalagi yang menyangkut cinta. Kalaupun dicoba, jawaban yang muncul sering menyesatkan. Karena orang tua cenderung menyembunyikan rahasia kehidupan dari anak-anaknya yang dianggapnya belum cukup siap untuk mengalami. Kini segalanya sudah berubah. Anak-anak ingin tahu tak hanya yang harus mereka ketahui, tetapi semuanya. Termasuk yang dulu tabu. Mereka senang pada bahaya. Setelah menarik napas, ibu itu mengusap kepala putrinya dan berbisik.

Jangan malu, anakku. Sebuah rahasia tak akan menguraikan dirinya, kalau kau sendiri tak penasaran untuk membukanya. Sebuah rahasia dimulai dengan rasa ingin tahu, meskipun sebenarnya kamu sudah tahu. Hanya karena kamu tidak pernah mengalami sendiri, pengetahuanmu hanya menjadi potret asing yang kamu baca dari buku. Banyak orang tua menyembunyikannya, karena pengetahuan yang tidak perlu akan membuat hidupmu berat dan mungkin sekali patah lalu berbelok sehingga kamu tidak akan pernah sampai ke tujuan. Tapi ibu tidak seperti itu. Ibu percaya zaman memberikan kamu kemampuan lain untuk menghadapi bahaya-bahaya yang juga sudah berbeda. Jadi ibu akan bercerita. Tetapi apa kamu siap menerima kebenaran walaupun itu tidak menyenangkan? Maksud Ibu? Lelaki sejati anakku, mungkin tidak seperti yang kamu bayangkan. Kenapa tidak?

Sebab di dalam mimpi, kamu sudah dikacaukan oleh bermacam-macam harapan yang meluap dari berbagai kekecewaan terhadap laki-laki yang tak pernah memenuhi harapan perempuan. Di situ yang ada hanya perasaan keki. Apakah itu salah?
Ibu tidak akan bicara tentang salah atau benar. Ibu hanya ingin kamu memisahkan antara perasaan dan pikiran. Antara harapan dan kenyataan.
Aku selalu memisahkan itu. Harapan adalah sesuatu yang kita inginkan terjadi yang seringkali bertentangan dengan apa yang kemudian ada di depan mata. Harapan menjadi ilusi, ia hanya bayang-bayang dari hati. Itu aku mengerti sekali. Tetapi apa salahnya bayang-bayang? Karena dengan bayang-bayang itulah kita tahu ada sinar matahari yang menyorot, sehingga berkat kegelapan, kita bisa melihat bagian-bagian yang diterangi cahaya, hal-hal yang nyata yang harus kita terima, meskipun itu bertentangan dengan harapan. Ibunya tersenyum. Jadi kamu masih ingat semua yang ibu katakan? Kenapa tidak? Berarti kamu sudah siap untuk melihat kenyataan? Aku siap. Aku tak sabar lagi untuk mendengar. Tunjukkan padaku bagaimana laki-laki sejati itu.

Ibu memejamkan matanya. Ia seakan-akan mengumpulkan seluruh unsur yang berserakan di mana-mana, untuk membangun sebuah sosok yang jelas dan nyata.
Laki-laki yang sejati, anakku katanya kemudian, adalah… tetapi ia tak melanjutkan. Adalah? Adalah seorang laki-laki yang sejati. Ah, Ibu jangan ngeledek begitu, aku serius, aku tak sabar.
Bagus, Ibu hanya berusaha agar kamu benar-benar mendengar setiap kata yang akan ibu sampaikan. Jadi perhatikan dengan sungguh-sungguh dan jangan memotong, karena laki-laki sejati tak bisa diucapkan hanya dengan satu kalimat. Laki-laki sejati anakku, lanjut ibu sambil memandang ke depan, seakan-akan ia melihat laki-laki sejati itu sedang melangkah di udara menghampiri penjelmaannya dalam kata-kata. Laki-laki sejati adalah… Laki-laki yang perkasa?!

Salah! Kan barusan Ibu bilang, jangan menyela! Laki-laki disebut laki-laki sejati, bukan hanya karena dia perkasa! Tembok beton juga perkasa, tetapi bukan laki-laki sejati hanya karena dia tidak tembus oleh peluru tidak goyah oleh gempa tidak tembus oleh garukan tsunami, tetapi dia harus lentur dan berjiwa. Tumbuh, berkembang bahkan berubah, seperti juga kamu. O ya?

Bukan karena ampuh, bukan juga karena tampan laki-laki menjadi sejati. Seorang lelaki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena tubuhnya tahan banting, karena bentuknya indah dan proporsinya ideal. Seorang laki-laki tidak dengan sendirinya menjadi laki-laki sejati karena dia hebat, unggul, selalu menjadi pemenang, berani dan rela berkorban. Seorang laki-laki belum menjadi laki-laki sejati hanya karena dia kaya-raya, baik, bijaksana, pintar bicara, beriman, menarik, rajin sembahyang, ramah, tidak sombong, tidak suka memfitnah, rendah hati, penuh pengertian, berwibawa, jago bercinta, pintar mengalah, penuh dengan toleransi, selalu menghargai orang lain, punya kedudukan, tinggi pangkat atau punya karisma serta banyak akal. Seorang laki-laki tidak menjadi laki-laki sejati hanya karena dia berjasa, berguna, bermanfaat, jujur, lihai, pintar atau jenius. Seorang laki-laki meskipun dia seorang idola yang kamu kagumi, seorang pemimpin, seorang pahlawan, seorang perintis, pemberontak dan pembaru, bahkan seorang yang arif-bijaksana, tidak membuat dia otomatis menjadi laki-laki sejati! Kalau begitu apa dong?

Seorang laki-laki sejati adalah seorang yang melihat yang pantas dilihat, mendengar yang pantas didengar, merasa yang pantas dirasa, berpikir yang pantas dipikir, membaca yang pantas dibaca, dan berbuat yang pantas dibuat, karena itu dia berpikir yang pantas dipikir, berkelakuan yang pantas dilakukan dan hidup yang sepantasnya dijadikan kehidupan. Perempuan muda itu tercengang. Hanya itu? Seorang laki-laki sejati adalah seorang laki-laki yang satu kata dengan perbuatan! Orang yang konsekuen? Lebih dari itu! Seorang yang bisa dipercaya? Semuanya! Perempuan muda itu terpesona.

Apa yang lebih dari yang satu kata dan perbuatan? Tulus dan semuanya? Ahhhhh! Perempuan muda itu memejamkan matanya, seakan-akan mencoba membayangkan seluruh sifat itu mengkristal menjadi sosok manusia dan kemudian memeluknya. Ia menikmati lamunannya sampai tak sanggup melanjutkan lagi ngomong. Dari mulutnya terdengar erangan kecil, kagum, memuja dan rindu. Ia mengalami orgasme batin.
Ahhhhhhh, gumannya terus seperti mendapat tusukan nikmat. Aku jatuh cinta kepadanya dalam penggambaran yang pertama. Aku ingin berjumpa dengan laki-laki seperti itu. Katakan di mana aku bisa menjumpai laki-laki sejati seperti itu, Ibu?
Ibu tidak menjawab. Dia hanya memandang anak gadisnya seperti kasihan. Perempuan muda itu jadi bertambah penasaran. Di mana aku bisa berkenalan dengan dia? Untuk apa?
Karena aku akan berkata terus-terang, bahwa aku mencintainya. Aku tidak akan malu-malu untuk menyatakan, aku ingin dia menjadi pacarku, mempelaiku, menjadi bapak dari anak-anakku, cucu-cucu Ibu. Biar dia menjadi teman hidupku, menjadi tongkatku kalau nanti aku sudah tua. Menjadi orang yang akan memijit kakiku kalau semutan, menjadi orang yang membesarkan hatiku kalau sedang remuk dan ciut. Membangunkan aku pagi-pagi kalau aku malas dan tak mampu lagi bergerak. Aku akan meminangnya untuk menjadi suamiku, ya aku tak akan ragu-ragu untuk merayunya menjadi menantu Ibu, penerus generasi kita, kenapa tidak, aku akan merebutnya, aku akan berjuang untuk memilikinya. Dada perempuan muda itu turun naik.

Apa salahnya sekarang wanita memilih laki-laki untuk jadi suami, setelah selama berabad-abad kami perempuan hanya menjadi orang yang menunggu giliran dipilih? Perempuan muda itu membuka matanya. Bola mata itu berkilat-kilat. Ia memegang tangan ibunya. Katakan cepat Ibu, di mana aku bisa menjumpai laki-laki itu? Bunda menarik nafas panjang. Gadis itu terkejut. Kenapa Ibu menghela nafas sepanjang itu? Karena kamu menanyakan sesuatu yang sudah tidak mungkin, sayang. Apa? Tidak mungkin? Ya. Kenapa? Karena laki-laki sejati seperti itu sudah tidak ada lagi di atas dunia. Oh, perempuan muda itu terkejut. Sudah tidak ada lagi? Sudah habis. Ya Tuhan, habis? Kenapa? Laki-laki sejati seperti itu semuanya sudah amblas, sejak ayahmu meninggal dunia. Perempuan muda itu menutup mulutnya yang terpekik karena kecewa. Sudah amblas?

Ya. Sekarang yang ada hanya laki-laki yang tak bisa lagi dipegang mulutnya. Semuanya hanya pembual. Aktor-aktor kelas tiga. Cap tempe semua. Banyak laki-laki yang kuat, pintar, kaya, punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja, tapi semuanya tidak bisa dipercaya. Tidak ada lagi laki-laki sejati anakku. Mereka tukang kawin, tukang ngibul, semuanya bakul jamu, tidak mau mengurus anak, apalagi mencuci celana dalammu, mereka buas dan jadi macan kalau sudah dapat apa yang diinginkan. Kalau kamu sudah tua dan tidak rajin lagi meladeni, mereka tidak segan-segan menyiksa menggebuki kaum perempuan yang pernah menjadi ibunya. Tidak ada lagi laki-laki sejati lagi, anakku. Jadi kalau kamu masih merindukan laki-laki sejati, kamu akan menjadi perawan tua. Lebih baik hentikan mimpi yang tak berguna itu. Gadis itu termenung. Mukanya nampak sangat murung. Jadi tak ada harapan lagi, gumamnya dengan suara tercekik putus asa. Tak ada harapan lagi. Kalau begitu aku patah hati. Patah hati? Ya. Aku putus asa. Kenapa mesti putus asa? Karena apa gunanya lagi aku hidup, kalau tidak ada laki-laki sejati? Ibunya kembali mengusap kepala anak perempuan itu, lalu tersenyum.

Kamu terlalu muda, terlalu banyak membaca buku dan duduk di belakang meja. Tutup buku itu sekarang dan berdiri dari kursi yang sudah memenjarakan kamu itu. Keluar, hirup udara segar, pandang lagit biru dan daun-daun hijau. Ada bunga bakung putih sedang mekar beramai-ramai di pagar, dunia tidak seburuk seperti yang kamu bayangkan di dalam kamarmu. Hidup tidak sekotor yang diceritakan oleh buku-buku dalam perpustakaanmu meskipun memang tidak seindah mimpi-mimpimu. Keluarlah anakku, cari seseorang di sana, lalu tegur dan bicara! Jangan ngumpet di sini! Aku tidak ngumpet! Jangan lari! Siapa yang lari? Mengurung diri itu lari atau ngumpet. Ayo keluar! Keluar ke mana? Ke jalan! Ibu menunjuk ke arah pintu yang terbuka. Bergaul dengan masyarakat banyak. Gadis itu termangu. Untuk apa? Dalam rumah kan lebih nyaman? Kalau begitu kamu mau jadi kodok kuper! Tapi aku kan banyak membaca? Aku hapal di luar kepala sajak-sajak Kahlil Gibran!

Tidak cukup! Kamu harus pasang omong dengan mereka, berdialog akan membuat hatimu terbuka, matamu melihat lebih banyak dan mengerti pada kelebihan-kelebihan orang lain. Perempuan muda itu menggeleng. Tidak ada gunanya, karena mereka bukan laki-laki sejati. Makanya keluar. Keluar sekarang juga! Keluar? Ya.
Perempuan muda itu tercengang, suara ibunya menjadi keras dan memerintah. Ia terpaksa meletakkan buku, membuka earphone yang sejak tadi menyemprotkan musik R & B ke dalam kedua telinganya, lalu keluar kamar.
Matahari sore terhalang oleh awan tipis yang berasal dari polusi udara. Tetapi itu justru menolong matahari tropis yang garang itu untuk menjadi bola api yang indah. Dalam bulatan yang hampir sempurna, merahnya menyala namun lembut menggelincir ke kaki langit. Silhuet seekor burung elang nampak jauh tinggi melayang-layang mengincer sasaran. Wajah perempuan muda itu tetap kosong. Aku tidak memerlukan matahari, aku memerlukan seorang laki-laki sejati, bisiknya. Makanya keluar dari rumah dan lihat ke jalanan! Untuk apa?

Banyak laki-laki di jalanan. Tangkap salah satu. Ambil yang mana saja, sembarangan dengan mata terpejam juga tidak apa-apa. Tak peduli siapa namanya, bagaimana tampangnya, apa pendidikannya, bagaimana otaknya dan tak peduli seperti apa perasaannya. Gaet sembarang laki-laki yang mana saja yang tergapai oleh tanganmu dan jadikan ia teman hidupmu!

Perempuan muda itu tecengang. Hampir saja ia mau memprotes. Tapi ibunya keburu memotong. Asal, lanjut ibunya dengan suara lirih namun tegas, asal, ini yang terpenting anakku, asal dia benar-benar mencintaimu dan kamu sendiri juga sungguh-sungguh mencintainya. Karena cinta, anakku, karena cinta dapat mengubah segala-galanya. Perempuan muda itu tercengang.

Dan lebih dari itu, lanjut ibu sebelum anaknya sempat membantah, lebih dari itu anakku, katanya dengan suara yang lebih lembut lagi namun semakin tegas, karena seorang perempuan, anakku, siapa pun dia, dari mana pun dia, bagaimana pun dia, setiap perempuan, setiap perempuan anakku, dapat membuat seorang lelaki, siapa pun dia, bagaimana pun dia, apa pun pekerjaannya bahkan bagaimana pun kalibernya, seorang perempuan dapat membuat setiap lelaki menjadi seorang laki-laki yang sejati! ***

"everything i've ever done was a mistake but now, at the end, it looks like i'll finally be able to do the right thing".
Vie...ku ingin jadi lelaki sejatimu.....
Read More...

 
[ Back To TOP ]